Gunung Berapi Paling Aktif Grimsvotn di Islandia Meletus
TEMPO Interaktif, Jakarta  - Gunung berapi paling aktif di Islandia, Grimsvotn, meletus. Gunung  Grimsvotn ini mulai erupsi pada Minggu 22 Mei 2011. Menurut para ahli,  erupsi Grimsvotn ini tak akan mengganggu penerbangan seperti gunung  Eyjafjallajokull tahun lalu. 
Meletusnya  Grimsvotn ini ditandai dengan asap putih yang membubung tinggi dan  beberapa kali gempa bumi kecil. Gunung ini terletak di wilayah yang  tidak berpenduduk di bawah gletser Vatnajokull di tenggara Islandia. 
Zona  larangan terbang juga telah ditetapkan sejauh 220 kilometer. Isavia,  perusahaan yang mengoperasikan dan mengembangkan semua fasilitas bandara  dan pelayanan navigasi udara di Islandia, menyatakan zona larangan  tersebut merupakan standar prosedur di sekitar letusan.
"Kepulan  asap telah mencapai batas ketinggian zona terbang pesawat. Semua  pesawat yang melalui Islandia agar terbang ke arah selatan," kata juru  bicara Isavia, Hjordis Godmundsdottir, seperti dikutip dari kantor  berita Associated Press, Minggu, 22 Mei 2011.
Gunung  Grimsvotn terakhir kali meletus pada 2004. Para ilmuwan telah  memprediksi gunung ini akan erupsi lagi. Menurut mereka, erupsi ini  tergolong kecil dan tidak akan dan penerbangan seperti yang terjadi pada  April 2010 ketika gunung Eyjafjallajokull meletus.
Adapun pejabat kantor Meteorologi Islandia yang juga seorang geolog, Hjorleifur Sveinbjornsson, mengatakan kepada Reuters bahwa  Grimsvotn telah mengeluarkan asap putih mencapai ketinggian hingga 15  km. "Letusan ini memang bisa menjadi letusan besar, tapi tidak seperti  (letusan Gunung Eyjafjallajokull) yang terjadi tahun lalu," kata  Sveinbjornsson.
Sejarah  menunjukkan bahwa letusan Grimsvotn tidak memiliki pengaruh banyak pada  lalu lintas penerbangan, tidak seperti gangguan tahun lalu.
Menurut  ahli geofisika di Universitas Islandia Pall Einarsson letusan tahun  lalu merupakan kejadian langka. "Abu di Eyjafjallajokull sangat kuat dan  tak henti-hentinya" kata Einarsson. "Abu di Grimsvotn lebih kasar dan  tidak berbahaya karena jatuh ke tanah lebih cepat dan tidak tinggal di  udara seperti letusan Eyjafjallajokull."
Sebuah  pesawat penjaga pantai Islandia yang membawa sejumlah ahli dari  Universitas Islandia akan memantau gunung ini. Mereka akan  mengelilinginya dan mengevaluasi situasi terakhir.  

 
0 komentar :
Posting Komentar
Pengunjung yang baik akan selalu meninggalkan komentar.