Ikan Raksasa di Siantar Martoba
TRIBUNNEWS.COM,- Seekor ikan raksasa yang ditemukan terdampar di DAS Sungai Sibulangbulang, Tanjung Pinggir, Siantar Martoba, Minggu (12/6/2011), membuat warga bertanya-tanya karena baru sekali itu melihatnya.
Berdasarkan pantauan Tribun, ikan ini mirip dengan ikan prehistorik, Araipama, yang berasal dari Sungai Amazon, Amerika Selatan. Ikan yang memiliki panjang sekitar satu setengah meter dan bobot 50 Kg ini punya ciri khas ikan prasejarah seperti Coelacant yang ekornya pendek dan berisi daging padat.
Dengan kepala sebesar kepala orang dewasa, sisik hitam, perut putih, dan bagian bawah bersemburat merah yang membuat ikan ini mirip arwana, makhluk air ini dianggap aneh oleh warga. Untuk menarik perhatian, seorang laki-laki berteriak-teriak bahwa ini adalah ikan keturunan buaya.
"Sungai sekecil itu kok bisa ada ikan sebesar ini," kata Pansur Sinaga warga Tanjung Pinggir yang kamar mandi di belakang rumahnya dipakai untuk memajang ikan itu. "Ada yang bilang ikan gabus. Tapi, kalau gabus kan punya gigi," tambah Pansur.
Ikan ini pertama kali ditemukan Lela Siregar, murid SMUN 2 Pematangsiantar dan ketiga temannya sekitar pukul 11 siang. Melihat ikan besar berwarna dominan hitam dan semburat merah di bagian ekor itu, Lela langsung mengadu kepada orang dewasa yang ia kenal.
Menurut Pansur, saat ditemukan pertama kali, makhluk itu masih menggelepar di sekitar tangkahan batu tersebut. Namun, ketika dia dan rekan-rekan lain akan mengangkat, ikan sudah sekarat. Setelah diangkut dengan becak ke rumah Pansur, ikan itu pun mati.
Sampai dengan tulisan ini dibuat warga masih berdatangan ke tempat ikan dipamerkan. Padahal rencananya, Pansur dan kawan-kawan akan menguburkan ikan sekitar pukul 6 sore. "Yah, mau bagaimanalah. Takutnya banyak yang kecewa," katanya.
Setiap warga yang ingin melihat dipungut biaya Rp 1.000. "Seribu saja, Bang. Untuk biaya kebersihan," kata seorang pria yang berdiri di pintu masuk.
Ketika ditanya apakah pihaknya akan melaporkan ikan temuannya ini ke Dinas Pertanian dan Peternakan Pematangsiantar untuk diidentifikasi dan diinfentarisasi, Pansur mengaku mereka belum membahasnya. "Ada bagusnya juga memang seperti itu. Tapi, saya kan tidak bisa mengambil keputusan sendiri tentang mau diapakan ikan ini," katanya.
Berdasarkan pantauan Tribun, ikan ini mirip dengan ikan prehistorik, Araipama, yang berasal dari Sungai Amazon, Amerika Selatan. Ikan yang memiliki panjang sekitar satu setengah meter dan bobot 50 Kg ini punya ciri khas ikan prasejarah seperti Coelacant yang ekornya pendek dan berisi daging padat.
Dengan kepala sebesar kepala orang dewasa, sisik hitam, perut putih, dan bagian bawah bersemburat merah yang membuat ikan ini mirip arwana, makhluk air ini dianggap aneh oleh warga. Untuk menarik perhatian, seorang laki-laki berteriak-teriak bahwa ini adalah ikan keturunan buaya.
"Sungai sekecil itu kok bisa ada ikan sebesar ini," kata Pansur Sinaga warga Tanjung Pinggir yang kamar mandi di belakang rumahnya dipakai untuk memajang ikan itu. "Ada yang bilang ikan gabus. Tapi, kalau gabus kan punya gigi," tambah Pansur.
Ikan ini pertama kali ditemukan Lela Siregar, murid SMUN 2 Pematangsiantar dan ketiga temannya sekitar pukul 11 siang. Melihat ikan besar berwarna dominan hitam dan semburat merah di bagian ekor itu, Lela langsung mengadu kepada orang dewasa yang ia kenal.
Menurut Pansur, saat ditemukan pertama kali, makhluk itu masih menggelepar di sekitar tangkahan batu tersebut. Namun, ketika dia dan rekan-rekan lain akan mengangkat, ikan sudah sekarat. Setelah diangkut dengan becak ke rumah Pansur, ikan itu pun mati.
Sampai dengan tulisan ini dibuat warga masih berdatangan ke tempat ikan dipamerkan. Padahal rencananya, Pansur dan kawan-kawan akan menguburkan ikan sekitar pukul 6 sore. "Yah, mau bagaimanalah. Takutnya banyak yang kecewa," katanya.
Setiap warga yang ingin melihat dipungut biaya Rp 1.000. "Seribu saja, Bang. Untuk biaya kebersihan," kata seorang pria yang berdiri di pintu masuk.
Ketika ditanya apakah pihaknya akan melaporkan ikan temuannya ini ke Dinas Pertanian dan Peternakan Pematangsiantar untuk diidentifikasi dan diinfentarisasi, Pansur mengaku mereka belum membahasnya. "Ada bagusnya juga memang seperti itu. Tapi, saya kan tidak bisa mengambil keputusan sendiri tentang mau diapakan ikan ini," katanya.
mantap ikannya gan.
BalasHapus