Jakarta - Preman derek liar bikin ketenangan warga terganggu. Bayangkan, mobil hanya mengalami gangguan ringan atau sekedar parkir di pinggir jalan, tahu-tahu ada preman main derek. Pengendara tak bisa berbuat banyak.

Berdasarkan pengakuan sejumlah pembaca detikcom, preman derek liar itu berjumlah 3-4 orang. Wajah mereka bertampang sangar. Mereka langsung main derek dan mengintimidasi.

"Bahasa mereka kasar," jelas pembaca detikcom Riza dalam surat elektroniknya, Selasa (28/5/2013).

Riza mengisahkan, saat itu truk yang disopiri anak buah ayahnya menjadi korban derek liar. Peristiwa itu terjadi di tol sekitar Daan Mogot, Jakbar beberapa waktu lalu.

"Tanpa basa basi mereka langsung menderek truk tersebut walaupun sopir menolak. Mereka meminta uang ratusan ribu rupiah, walau jarak yang ditempuh penedk," terang Riza.

Hingga akhirnya, sang sopir menelepon ayahanda Riza, yang kemudian menelepon kenalannya seorang penegak hukum. Para preman derek liar itu menyandera truk itu bila tak dibayar.

Penegak hukum kenalan ayah Riza itu kemudian datang ke lokasi pool derek liar. Di sana dipersoalkan izin usaha derek itu. "Akhirnya truk bisa keluar dan hanya bayar Rp 100 ribu," cerita Riza.

Kisah lainnya datang dari Abdul Rosyid. Mungkin cara ini bisa digunakan dengan membuat laporan ke Polsek terdekat. Rosyid menuturkan, saat itu mobil box yang dia bawa mendadak mogok di Tol Kebun Jeruk, beberapa waktu lalu.

Tiba-tiba datang mobil derek bertuliskan nama sebuah koperasi. Mobil derek itu main gandeng mobil yang dikemudian Rosyid dan membawanya ke daerah Pondok Gede.

"Bayangkan betapa takutnya saya dari Kebon Jeruk dibawa ke Pondok Gede bukan ke bengkel terdekat, sampai di markas mereka saya di minta uang Rp 600 ribu," jelas Rosyid.

"Karena ketakutan, saya memberanikan diri kabur dan lapor ke kantor perusahaan, setelah tim dari perusahaan datang dan terjadi perdebatan," tambahnya.

Tidak lama kemudian terjadi negosiasi, tapi akhirnya buntu. "Pimpinan kami melaporkan ke Polisi Metro Pondok Gede dan akhirnya uang derek dibayar walaupun tidak sebesar permintaan mereka," tutup Rosyid.